Minggu, 15 November 2009

PEMBERDAYAAN PENGRAJIN TEMBAGA

kerajinan tembaga tumang
pemberdayaan pengrajin tembagaPemerintah melalui FEDEP dan Dinas perindustriamn dan UKM selalu memberi perhatian khusus terhadap Klaster Tembaga di Tumang. Terkait program pemberdayaan UKM ,Untuk menambah Skill pengrajin tembaga pemerintah kabupaten Boyolali bersama FEDEP menyelenggakan kursus pelatihan Las Argon, yang di adakan di SMK di Pati dengan bekerjasama dengan Dinas perindustrian Provensi Jateng .

Dengan pelatihan tersebut di harapkan pengrajin dapat menambah kemampuan dalam bekerja yang selama ini hanya menggunakan tehnis las karbit dan listrik. Las argon sangat menunjang dalam pengembangan tehnis kerajinan tembaga sehingga berkembang secara pragmatis.saat ini pengrajin di Tumang kesulit bila mendapat pesanan dengn bahan dasar stenlis steel karena alat dan tehnis tidak menunjang ,sehingga dengan ada nya pelatihan Las argon tersebut akan menjawab persoalan tersebut.

Program Pemerintah yang patut kita dukung secara penuh yaitu akan di adakan nya pelatihan dan pemberdayaan pengrajin tembaga di Klaster Tumang ,Dengan di adakan nya pelatihan dasar kerajinan bagi para pemula di desa desa sekitar Tumang .ini di harapkan mampu menjawab tantangan krisis tenaga kerja yang selama ini menghantui dan menjadi tersoalan fundamental di Klaster Tumang.

Dengan bertambah nya pasar yang semakin luas maka regenerasi dan penambahan tenaga kerja mutlak diperlukan.pada saat ini jumlah tenaga baru per tahun rata-rata hanya 20-30 orang dengan kemampuan dasar ,ini berbanding balik bengan kapasitas produksi yang tiap tahun nya mengalami peningkatan yang signifikan di kisaran 25% per tahun nya. Maka sangat perlu bantuan dan dukungan semua pihak untuk berperan serta aktif dalam pemberdayaan tenaga pengrajin diatas. Dan pada giliran nya akan mampu meningkat pendapatan dan kualitas hidup pengrajin.

Selasa, 10 November 2009

Senin, 09 November 2009

Klaster kerajinan Tembaga masuk OVOP (One Village One Product)

one village one product
kerajinan tembaga tumangKabar gembira bagi klaster tembaga di wilayah tumang. Berkat kerja keras bersama, klaster tembaga masuk salah satu binaan OVOP (one Village One Product). Program pemerintah tersebut, hanya ada 10 klaster seluruh Indonesia yang masuk katagori ini. Kerajinan tembaga di akui secara nasional sebagai salah nasional heritage karena keunikan dan potensinya.

Klaster tembaga telah memenuhi syarat sebagai OVOP diantaranya termasuk klaster yang mampu berkembang dari hulu ke hilir. Dalam artiannya, industri kerajinan mampu memenuhi kebutuhannya baik dari segi bahan baku, tenaga kerja, pemasaran maupun pengolahan sisa limbah secara berkaitan dengan satu sentra terpadu.

Adapun Program OVOP antara lain pengembangan plasma industri kerajinan tembaga dengan:

1. Pengembangan ESDM dari skill manual ke arah industrialisasi dengan mesin. Maka dari itu, klaster tembaga dan dinas perindustrian pusat dan daerah akan mendirikan Unit Pelayanan Terpadu (UPTD) yaitu Pengalokasi peralatan mesin industri untuk membantu pengembangan kerajinan tembaga di sisi kapasitas dan kualitas.Untuk itu, pada tahun ini Dinas peridustrian Pusat mengalokasikan hibah Berupa peralatan industri senilai kurang lebih 1 milyard rupiah,dan di harapkan mampu menjawab sisi kualitas dan kualitas kerajinan tembaga yang selama ini masih hand made.

2. Pengembangan Desain produk dengan mengadakan pelatihan desain untuk para pengrajin dengan cara mendatangakan akademisi dan dosen dari universitas-universitas terkemuka. Dengan adanya pelatihan yang kontinyu diharapkan dapat meningkatkan
kreatifitas para pengrajin untuk meningkatkan kualitas dan inovasi desain. Sehingga mampu bersaing dalam pasar baik nasional maupun internasional.

3. Regenerasi pengrajin tembaga ini sangat penting mengingat keterbatasan sumber daya manusia dikarenakan tenaga kerja di klaster tembaga berasal dari desa Tumang dan sekitarnya saja. Sangat perlu rasanya menumbuhkembangkan minat karya pada anak muda putus sekolah dan pemuda di daerah tumang dikarenakan dengan semakin banyaknya order yang masuk dengan kapasitas eksport, maka akan terjadi krisis tenaga kerja bila tidak diantisipasi dengan regenerasi tenaga kerja.

4. Promosi kerajinan tembaga dengan memfasilitasi pameran kerajinan tembaga baik Event nasional maupun internasional. Dengan pameran tersebut di harapkan mampu mempromosikan kerajinan tembaga. Pada gilirannya akan meningkatkan pemasaran produk handicraft tembaga.